Pengembangan inovasi teknologi ini sejalan dengan komitmen PDSI dalam menciptakan operation excellence, meningkatkan efektivitas pengeboran di wilayah kerja produksi seluruh customer – termasuk SHU Pertamina yang menjadi captive market PDSI, dan mendukung tercapainya ketahanan energi negeri.
Selain itu, menurut VP Operasi PDSI Muhammad Irwan pada Senin (6/9), pengembangan rig dan peralatan dengan teknologi yang lebih maju dan canggih merupakan upaya PDSI menyesuaikan kebutuhan operasional hulu migas Indonesia yang kini juga jauh lebih mutakhir.

“Bukan hanya kebutuhan di hari ini saja, kami harus memastikan peralatan dan fasilitas penunjang kegiatan hulu migas yang kami bangun juga masih bisa mengakomodasi kebutuhan industri hingga 10-20 tahun ke depan,” imbuhnya.
Dalam proses perancangan, semenjak away PDSI sudah memastikan kedua rig mematuhi regulasi dan mengikuti standar internasional yang berlaku. Baik regulasi dari International Association of Drilling Contractors (IADC), American Petroleum Institute (API), dan Marine Standards, mengingat keduanya akan digunakan di offshore.
Rig bernomor identitas PDSI #47.2/PD550-E dan #48.2/PD550-E ini kini diposisikan menjadi bagian accommodation work barge dan tengah beroperasi di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES).
Irwan meyakini catatan bersejarah PDSI yang tercipta atas kemampuan perwira-perwiranya mengembangkan heavy duty offshore work over rig ini dapat menjadi nilai tambah bagi layanan perusahaan.***