Banggai KepulauanKABAR DAERAHTerkini

Menyelamatkan dan Melestarikan Bahasa Banggai Melalui Gerakan Pobaba

1054
×

Menyelamatkan dan Melestarikan Bahasa Banggai Melalui Gerakan Pobaba

Sebarkan artikel ini

“Jika kita tidak segera menjaga dan melestarikan bahasa banggai, maka dalam dua generasi kedepan bahasa kita ini akan kehilangan penuturnya. Melalui gerakan Pobaba kami berharap bahasa banggai ini dapat dilestarikan dan senantiasa terjaga hingga generasi mendatang,” kata Aryono Orab

KABAR LUWUK, BANGKEP – Indonesia sangat kaya dengan bahasa daerah dan apalagi sastra daerah. Kekayaan itu di satu sisi merupakan kebanggaan, di sisi yang lain menjadi tugas yang tidak ringan terutama apabila memikirkan bagaimana cara melindungi, menggali manfaat, dan mempertahankan keragamannya.

Menurut UNESCO seperti yang tertuang dalam Atlas of the World’s Language in Danger of Disappearing, di Indonesia terdapat lebih dari 640 bahasa daerah (2001:40) yang mana terdapat kurang lebih 154 bahasa yang harus diperhatikan, yaitu sekitar 139 bahasa terancam punah dan 15 bahasa yang benar-benar telah mati.

Bahasa-bahasa yang terancam terdapat di Kalimantan (1 bahasa), Maluku (22 bahasa), Papua Barat dan Kepulauan Halmahera (67 bahasa), Sulawesi (36 bahasa), Sumatera (2 bahasa), dan Timor-Flores dan Bima-Sumbawa (11 bahasa). Sementara bahasa yang telah punah berada di Maluku (11 bahasa), Papua Barat dan Kepulauan Halmahera, Sulawesi, dan Sumatera (masing-masing 1 bahasa).

Di Sulawesi dari 36 bahasa yang terancam itu salah satunnya bahasa banggai yang oleh sebab itu patut segera dilestarikan dan dijaga keberadaannya agar tidak punah seperti 15 bahasa daerah yang benar-benar telah mati. Matinya bahasa bisa disebabkan banyak hal namun yang terutama yakni hilangnya penutur serta tidak adanya literasi berupa kamus yang bisa dijadikan pedoman berisi kosa kata, tata bahasa serta sasta bahasa banggai.

Upaya melestarikan bahasa daerah banggai yang terancam itu kemudian dicanangkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai Kepulauan melalui gerakan Pobaba yang merupakan singkatan dari Pomenggon Basilingan Banggai berarti mari kita berbahasa banggai. Pobaba sendiri kata Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Aryono Orab S.Pd, S.Sos, MM berarti baku bawa atau bergandegan tangan yang memiliki filosofi bersama-sama bersatu padu.

“Saya punya pengalaman yang menurut saya sangat menyedihkan terkait bahasa banggai ini, pada suatu ketika di luar daerah Bangkep saya memanggil kawan saya dengan bahasa banggai. Kawan saya itu membalas bahasa banggai yang artinya jangan terlalu keras-keras nanti mereka tahu bahwa kami ini orang banggai. Jika orang orang tua kita  saat berada di luar daerah sudah enggan bahkan malu berbahasa daerah banggai maka menurut saya ini ancaman serius. Coba lihat bahasa daerah lainnya di pasar dan di pelabuhan mereka dengan bangga berbicara bahasa daerah mereka,” kata Aryono Orab.

Menurut Kadis Pendidikan dan Kebudayaan  Bangkep ini, penyelamatan bahasa banggai ini tidak hanya sampai pada gerakan Pobaba tetapi akan ditindaklanjuti dengan pembuatan kamus bahasa banggai oleh balai bahasa di Manado yang didalamnya terdiri dari ahli-ahli yang memiliki keilmuan dalam membuat kamus. Karena dalam pembuatan kamus itu kata Aryono Orab perlu adanya penelitiannya, sintaksisnya, morfologinya termasuk sastranya.

“Untuk saat ini yang ada hanyalah kumpulan kata-kata bahasa banggai, nah ini perlu dibuatkan kamus yang rencananya akan kami minta Balai Bahasa untuk membuatkannya. Pembuatan kamus itu perlu penelitian, sintkasis, morfologi dan sastra. Setelah adanya kamus yang dijadikan rujukan maka nantinya setiap orang termasuk guru akan mengajarkan bahasa ini dan kedepannya bisa jadi bahan ajar,” tambah Aryono.

Gerakan Pobaba kata Aryono Orab perlu ditindaklanjuti dengan adanya Perda sehingga ini menjadi suatu regulasi berdasar yang pelaksanaannya memiliki payung hukum. Tahap awal dalam memulai gerakan Pobaba ini bisa dimulai diberbagai lingkungan salah satunya kata Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Bangkep yakni lingkungan keluarga, kemudian lingkungan sekitar, lingkungan kerja hingga akhirnya seluruh daerah ini membudayakan bahasa banggai. Saat ini sudah ada lagu Pobaba yang berisi pesan-pesan moral dalam melestrikan bahasa banggai, rencananya ada juga senam Pobaba.

“Saya sudah sampaikan kepada rekan-rekan bahwa ayo kita memulai gerakan Pobaba ini dari lingkup terkecil, jangan takut salah dalam berbahasa banggai karena lama-lama kita akan faham cara berbahasa banggai yang baik dan benar. Bagi anak didik mereka akan kami minta menyampaikan kata-kata dalam bahasa banggai minimal satu setiap harinya, nanti diakhir pekan mereka akan kita suruh ulangi lima kata-kata yang telah disampaikan sebelumnya. Jika ini terus dilukan coba lihat dalam sebulan, satu semester bahkan setahun sudah berapa kosa kata yang akan mereka ketahui,” bebernya.

Langkah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bangkep itu mendapat apresiasi masyarakat, yang meyakini gerakan Pobaba itu dapat menyelamatkan dan melestarikan bahasa banggai terutama di daerah ini. (Arman Londomi/KL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *