KABAR DAERAHMorowali

Lembaga Adat dan Pemerintah Sebaiknya Hadir Jadi Penengah

1094
×

Lembaga Adat dan Pemerintah Sebaiknya Hadir Jadi Penengah

Sebarkan artikel ini

Terpisah, dikediamnya M. Yahya saat dikonfirmasi mengatakan, pemalangan dilakukannya sebagai bentuk protes atas tidak adanya itikad baik dari PT. GNI untuk menyelesaikan persoalan lahan dengan cenderung melakukan kriminalisasi terhadap dirinya selaku yang berhak atas kepemilikan lahan dan jalan itu.

Bahkan, M. Yahya cs mengaku, dizalimi dan seakan ingin dijadikan musuh bersama demi kepentingan perusahaan dan oknum yang memiliki usaha di PT. GNI. Padahal, saya hanya mempertahankan hak lahan dan jalan yang dibuat sendiri yang saat ini dijadikan akses utama menuju PT. GNI.

“Sejak awal saya sudah dikriminalisasi. Tanpa kesalahan, sudah dipolisikan bahkan tiga bulan lamanya mendekam dipenjara. Saat itu, seakan semua pihak mendukung PT. GNI mengunakan secara paksa dan gratis lahan serta jalan milik pribadi kami. Ini ada apa sebenarnya? . Kenapa sekarang seolah saya mau dijadikan musuh bersama, ketika hendak mempertahankan lahan dan jalan milik pribadi,” ungkapnya.

Terkait tanggapan dari lembaga adat wulanderi, seharusnya lembaga adat mengedepankan musyawara mufakat, bukan dengan cara-cara yang terkesan bikin gaduh. Lembaga Adat Wulanderi melakukan demo, tanpa surat pemberitahuan dengan berorasi mengajak orang untuk menolak pemalangan.

“Sebelum mereka demo, melalui pesan WA, lembaga adat mengajak saya untuk bertemu dan sy iyakan, kok tiba-tiba keesokan harinya malah demo. Soal prinsip mompelangkai, kita sama-sama menghargai. Jangan cuma mau di hargai, tetapi tidak mau menghargai. Itu jalan saya , saya yang buat dan banyak yg saksikan serta di perkuat lagi dengan putusan pengadilan,” ujarnya.

M. Yahya berharap, lembaga adat jangan malah memperkeruh suasana, Apalagi terkesan mendukung PT. GNI yang menggunakan paksa lahan-lahan masyarakat. Lembaga adat dan pemerintah harus jadi penengah untuk mencari titik temu terkait persoalan sosial di masyarakat serta seharusnya menjadi garda terdepan pada saat masyarakat di kriminalisasi oleh pihak perusahaan.

“Jangan sampai perseteruan terus terjadi di dalam masyarakat, dan pihak yang berkepentingan bertepuk tangan gembira karena telah berhasil memecah belah masyarakat. Saya mengajak semua masyarakat untuk tetap bersatu, jngn mau terprovokasi oleh isu-isu sesat yang yang dapat memecah belah demi kepentingan segelintir orang dan kelompoknya,” pungkasnya.(Wardi)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *