KABAR OPINI

Kritik Sastra Lagu Minang “Rantau Den Pajauah” Karya Ipank

392
×

Kritik Sastra Lagu Minang “Rantau Den Pajauah” Karya Ipank

Sebarkan artikel ini

Penulis: Dzaky Hery Marino Mahasiswa Universitas Andalas

KABAR LUWUK – Lagu Minang sejak dulu dikenal sebagai media untuk menceritakan pengalaman hidup masyarakatnya. Banyak lagu Minang yang dekat dengan realitas perantauan, rasa rindu terhadap kampung halaman, dan hubungan keluarga yang kuat. Salah satu lagu yang sangat populer dan masih sering didengarkan hingga sekarang adalah “Rantau Den Pajauah” karya Ipank. Lagu ini benar-benar menggambarkan bagaimana perasaan seorang anak rantau yang jauh dari kampung, merasakan kesepian, namun tetap menyimpan kerinduan mendalam terhadap keluarga dan tanah kelahiran.

Untuk memahami lebih jauh isi dan makna lagu ini, kita bisa memakai pendekatan kritik sastra, yaitu cara untuk melihat karya bukan hanya dari liriknya saja, tetapi juga dari makna budaya, nilai-nilai masyarakat, dan pesan yang ingin disampaikan oleh pencipta atau penyanyinya. Pendekatan ini membantu kita menangkap maksud yang lebih dalam dari lagu tersebut.

Analisis dengan Pendekatan Kritik Sastra

  1. Tema dan Makna Lagu

Tema utama lagu “Rantau Den Pajauah” adalah kerinduan perantau pada kampung halaman dan keluarganya. Lagu ini memperlihatkan betapa beratnya hidup di negeri orang. Walaupun niat merantau adalah untuk mencari rezeki, pengalaman dan kehidupan yang lebih baik, tapi rasa rindu yang selalu muncul tidak bisa dihindari.

Lagu ini juga menggambarkan bahwa merantau itu bukan sekadar pergi jauh, tetapi merupakan perjalanan batin. Ada rasa sedih, harapan, dan semangat yang bercampur. Dalam budaya Minang, merantau adalah bagian dari proses pendewasaan diri. Laki-laki Minang dianggap sudah sewajarnya pergi jauh untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Namun, seberapapun jauhnya seseorang pergi, hati dan pikirannya selalu kembali ke kampung.

  1. Analisis Struktur Lirik (Pendekatan Struktural/Formalis)

a. Pemilihan Kata dan Nada Bahasa

Lirik lagu ini menggunakan bahasa Minang yang lembut dan penuh perasaan. Kata-kata seperti “pajauah”, “urai hati”, “rindu”, dan “kampuang” bukan hanya sekadar kata, tetapi membawa muatan emosi yang kuat. Nada bahasa dalam lagu ini membuat pendengar ikut larut dalam suasana rindu.

Ipank menggunakan bahasa yang jujur dan apa adanya, sehingga lirik terasa dekat dengan kehidupan nyata banyak orang Minang yang hidup jauh dari kampung.

b. Imaji atau Gambaran yang Ditampilkan

Lagu ini banyak memberi gambaran yang jelas, seperti:

-suasana kampung yang tenang,

-jauh dari keluarga,

-perasaan hati yang sedih,

-harapan untuk pulang suatu hari nanti.

Imaji seperti ini membuat kita seolah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh si perantau dalam lagu.

c. Suasana dan Perasaan dalam Lagu

Sejak awal hingga akhir, suasana lagu terasa sendu dan melankolis. Melodinya pelan, membuat suasana rindu makin terasa. Suara Ipank yang lembut dan penuh emosional semakin menguatkan kesan bahwa lagu ini datang dari hati yang benar-benar merindukan kampung dan keluarga.

  1. Sosiologi Sastra: Hubungan Lagu dengan Kehidupan Masyarakat

Dari sisi sosial, lagu ini sangat mewakili budaya dan kehidupan masyarakat Minangkabau. Dalam tradisi Minang, merantau sudah menjadi hal biasa, bahkan bisa dikatakan keharusan bagi sebagian besar laki-laki. Mereka pergi mencari pengalaman, pendidikan, sekaligus pekerjaan untuk membantu kehidupan keluarga di kampung.

Beberapa hal sosial yang terlihat dalam lagu ini:

a. Tradisi Merantau

Lagu ini menunjukkan bagaimana kuatnya budaya merantau di Minang. Meskipun merantau itu dianggap hal besar dan penuh tantangan, orang-orang tetap berangkat karena tuntutan hidup dan adat.

b. Tekanan untuk Sukses

Seorang perantau membawa nama keluarga, sehingga ada beban moral untuk berhasil. Lagu ini memperlihatkan rasa takut dan rindu yang dialami perantau ketika jauh dari orang tua.

c. Kerinduan sebagai Budaya

Kerinduan kepada kampung bukan hal yang memalukan. Justru itu menunjukkan betapa kuatnya hubungan keluarga dalam budaya Minangkabau.

d. Kampung Halaman sebagai Tempat Ternyaman

Kampung sering digambarkan sebagai tempat yang damai dan penuh cinta. Meski hidup di rantau mungkin lebih menjanjikan dari segi ekonomi, namun perasaan nyaman di kampung tetap sulit digantikan.

  1. Antropologi Sastra: Nilai-nilai Budaya dalam Lagu

Melalui pendekatan antropologi sastra, kita bisa melihat bahwa lagu ini memuat berbagai nilai budaya Minang yang kuat, seperti:

a. Nilai Merantau

Merantau bukan hanya pindah tempat, tetapi juga perjalanan hidup. Orang Minang pergi untuk belajar menjadi mandiri dan dewasa.

b. Nilai Kekeluargaan

Rindu kepada orang tua menjadi tanda bahwa keluarga adalah pusat kehidupan bagi orang Minang. Bagaimanapun juga, keluarga adalah tempat kembali.

c. Identitas Kampung

Kampung tidak hanya tempat tinggal, tapi pusat adat, budaya, dan kenangan masa kecil. Dalam lagu ini kampung diposisikan sebagai tempat terbaik yang selalu dirindukan.

d. Hubungan Emosional dengan Tanah Kelahiran

Kerinduan di dalam lagu ini bukan hanya tentang tempat, tetapi tentang ingatan, doa, dan kasih sayang yang selalu ada dalam hati seorang perantau.

  1. Pesan Moral dan Nilai-nilai yang Disampaikan

Ada beberapa pesan moral yang bisa kita ambil dari lagu ini:

  1. Sesukses apa pun kita di rantau, jangan lupa kampung halaman.Asal-usul adalah identitas kita.
  2. Rindu adalah hal yang wajar.Merindukan keluarga bukan tanda kelemahan, tapi tanda cinta.
  3. Hidup di rantau tidak selalu mudah.Kita harus kuat menghadapi tantangan.
  4. Keluarga adalah motivasi terbesar.Doa keluarga menjadi penguat bagi seorang perantau.
  5. Pulang adalah cara merawat hubungan.
    Meskipun jauh, jangan sampai hubungan dengan kampung terputus.

Kesimpulan

Melalui pendekatan kritik sastra, lagu “Rantau Den Pajauah” dapat dipahami sebagai karya yang sangat kaya nilai budaya dan emosional. Lagu ini tidak hanya berbicara tentang rindu, tetapi juga menggambarkan realitas hidup perantau Minang, lengkap dengan tantangan dan harapan yang mereka bawa.

Dengan bahasa yang menyentuh, lirik yang jujur, dan melodi yang sendu, lagu ini mampu menyampaikan perasaan yang mungkin tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata biasa. Lagu ini mengingatkan kita bahwa sejauh apa pun seseorang pergi, kampung halaman dan keluarga tetap menjadi tempat paling dirindukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *