KABAR DAERAHMorowali

Konsumsi Karyawan IMIP Meningkat, Ekosistem Usaha Bertumbuh Pesat

104
×

Konsumsi Karyawan IMIP Meningkat, Ekosistem Usaha Bertumbuh Pesat

Sebarkan artikel ini

KABAR LUWUK — Hingga jelang akhir tahun 2025 ini, pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), terus menunjukkan tren positif. Peningkatan grafik tersebut ditunjang oleh pola konsumsi harian warga yang didominasi karyawan perusahaan dalam kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Survei perilaku ekonomi yang dilakukan tim Research and Support Departemen SGA PT IMIP pada Oktober 2025 menunjukkan, rata-rata pengeluaran warga mencapai Rp5.750.880 setiap bulan. Dengan jumlah 86.804 karyawan (data Departemen HR PT IMIP, September 2025), perputaran uang di Bahodopi diperkirakan mencapai Rp499,1 miliar per bulan.

Nilai tersebut memperlihatkan perbandingan signifikan dibandingkan perhitungan perputaran ekonomi Juni lalu dengan estimasi Rp338 miliar.

Kebutuhan berbelanja harian karyawan menjadi motor penggerak utama perputaran uang hingga mampu menstimulasi muncul dan tumbuhnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di wilayah ini.

Rinciannya, pengeluaran terbesar warga difokuskan untuk pos makanan dan minuman, serta hunian kos atau kontrakan. Keberadaan unit UMKM yang tersebar di lingkar industri IMIP menjadi penyedia utama kebutuhan warga.

Gambaran ini tercermin dari perilaku konsumsi warga yang mayoritas (57 persen) cenderung memilih berbelanja kebutuhan sehari-hari di kios atau warung lokal serta dipengaruhi faktor kedekatan lokasi dari tempat tinggal (64 persen) karena lebih cepat dan mudah dijangkau.

Konsumsi Karyawan IMIP Meningkat, Ekosistem Usaha Bertumbuh Pesat

Lonjakan populasi pekerja di wilayah ini setiap tahun menciptakan kestabilan konsumsi kebutuhan dasar warga. Kondisi ini melahirkan banyak peluang baru, baik usaha kuliner, kios harian, jasa penatu (laundry), hingga transportasi. Pola konsumsi yang konsisten membantu pelaku usaha lokal memperoleh arus pendapatan secara berkelanjutan.

“Tingginya kebutuhan pokok tenaga kerja di kawasan IMIP membentuk pola ekonomi saling bergantung antara kebutuhan konsumsi (demand) dan ketersediaan barang serta jasa lokal (supply). Rantai ekonomi ini berjalan setiap hari dan terjadi peningkatan jumlah usaha secara kontinu setiap tahun,” papar Media Relations Head PT IMIP, Dedy Kurniawan, Jumat (12/12/2025).

Riset menyimpulkan, terdapat lima jenis UMKM terbanyak di Kecamatan Bahodopi. Mulai dari Kios Pertamini (981 unit), Stan Minuman (735), Stan Makanan non-bangunan (670), disusul Kios umum (648) dan Warung Makan (591).

“Dari data yang dihimpun melalui riset ini, menggambarkan pergerakan jumlah unit usaha relatif selaras dengan tingkat konsumsi warga. Artinya, semakin tinggi konsumsi, peluang suatu unit UMKM untuk tumbuh juga kian besar. Kehadiran kios yang menawarkan kebutuhan Sembako beserta bahan bakar (Pertamini) menjadi solusi terpadu mendukung konsumsi dan mobilitas pekerja yang tinggi,” sambung Dedy Kurniawan.

Dengan perdagangan kebutuhan pangan dan transportasi di satu tempat, warga lebih efisien memenuhi kebutuhannya. Sementara Stan Minuman berkembang pesat didukung intensitas kerja tinggi di kawasan industri, sehingga membuat kebutuhan pemuas dahaga turut meningkat.

Dari sisi keberlangsungan usaha, korelasi rantai ekonomi itu mendorong perkembangan UMKM Bahodopi, hingga 39 unit atau 78 persen dari total unit UMKM berada di level usaha mikro, dengan omzet maksimal Rp300 juta per tahun. Salah satunya adalah unit Stan Makanan non-bangunan dengan rerata omzet Rp234 juta per tahun (Rp19,5 juta per bulan).

Sementara itu, 11 unit atau 22 persen usaha lainnya termasuk kategori usaha kecil dengan omzet tahunan antara Rp300 juta–Rp2,5 miliar. Contohnya, Stan Minuman, Kios dan Pertamini rata-rata meraup omzet sekitar Rp1,08 miliar per tahun (Rp90 juta/bulan). Bahkan setiap unit Warung Makan dapat meraih untung hingga Rp2,34 miliar per tahun (Rp195 juta/bulan).

Data ini mengindikasikan UMKM di Bahodopi sudah mulai memasuki fase pertumbuhan dengan peningkatan kapasitas operasional dan penyerapan tenaga kerja lokal, omzet, hingga jangkauan pasar.

Catatan riset tersebut menggambarkan, ekosistem usaha di Kecamatan Bahodopi masih didominasi usaha berskala mikro. Namun potensi pertumbuhan menuju kategori usaha kecil telah terlihat dan dapat terus didorong melalui pendampingan, akses permodalan, serta peningkatan kapasitas pelaku UMKM.

Kekuatan konsumsi masyarakat Bahodopi berkontribusi signifikan bagi peningkatan ekonomi Kabupaten Morowali dan Sulawesi Tengah. Bank Indonesia Perwakilan Sulteng juga merilis, pertumbuhan ekonomi provinsi, tertinggi kedua secara nasional pada triwulan III 2025 dan salah satunya ditopang melalui akselerasi investasi manufaktur, termasuk di kawasan IMIP yang merupakan pengelola kawasan industri mineral terintegrasi dan berfasilitas lengkap dari hulu hingga hilir. (Rls)

Tabel Pos Pengeluaran Terbesar Warga Kecamatan Bahodopi
Pos Pengeluaran Rata-rata/Bulan
Makanan & Minuman Rp2.191.273
Kos/Kontrakan Rp1.260.835
Rokok Rp828.336
Transportasi Rp717.595
Kesehatan Rp752.841

(Sumber: Tim Research and Support Departemen SGA PT IMIP, Oktober 2025)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *