BanggaiKABAR DAERAH

Kesiapsiagaan Bencana Banggai “Belum Siap”

379
×

Kesiapsiagaan Bencana Banggai “Belum Siap”

Sebarkan artikel ini

Mitigasi? Masyarakat Banggai Sudah Tangguh Menghadapi Bencana

KABAR LUWUK, BANGGAI – Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Hal ini penting menjadi bagian dari mitigasi bencana guna mengurangi resiko baik korban jiwa maupun materil yang lebih besar.

Dalam upaya menerapkan manajemen penanggulangan bencana, dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahapan yakni tahap pra-bencana yang dilaksanakan ketika sedang tidak terjadi bencana dan ketika sedang dalam ancaman potensi bencana selanjutnya tahap tanggap darurat yang dirancang dan dilaksanakan pada saat sedang terjadi bencana dan terakhir tahap pasca bencana yang dilaksanakann saat setelah terjadi bencana.

Berkaca pada bencana banjir yang terjadi di Desa Indang Sari dan Desa Pohi, Kecamatan Luwuk Timur dan Desa Huhak, Desa Lontio, Desa Koili dan Desa Longgolian di Kecamatan Bunta bisa dikatakan kesiapsiagaan bencana di Kabupaten Banggai “Belum siap”.

Sejumlah titik pembabatan hutan yang menjadi sumber bencana banjir di Banggai.

Menurut sejumlah warga Indang Sari gejala alam sebelum bencana dapat terlihat secara kasat mata, salahsatunya di wilayah mereka tepatnya di punggung bukit wilayah Desa Lauon telah terjadi pembalakan secara liar yang menyebabkan tidak ada lagi hutan penyangga yang dapat menangkal banjir.

Hal senada diungkap warga Huhak yang menyebutkan bahwa hutan di sekitar desa mereka telah habis kayunya ditebangi baik oleh perusahaan pemegang IUPK maupun para pembalak liar. Sehingganya jika terjadi hujan sebentar dengan intensitas tinggi maka langsung menyebabkan banjir.

Sejumlah titik pembabatan hutan yang menjadi salah satu sumber bencana banjir di Banggai.

Menurut mereka seharusnya pemerintah membuat regulasi yang isinya dapat melindungi masyarakat sekitar wilayah tambang maupun perusahaan kayu. Karena apapun dampaknya akan langsung dirasakan oleh masyarakat lingkar wilayah setempat.

“Baiknya perusahaan yang beroperasi di sekitar atau dekat dengan pemukiman masyarakat bisa membuat jalur irigasi maupun saluran air sehingga saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi maka air langsung masuk ke saluran itu sehingga tidak berdampak pada masyarakat sekitar,” kata Budi.

Ketidak siapsiagaan bencana di Banggai juga terlihat dengan banyaknya anak sungai maupun sungai yang telah terjadi pendangkalan namun dibiarkan oleh pemerintah daerah. Padahal jika secepatnya dilaksanakan normalisasi sungai maka bencana banjir bisa diminimalisir.

“Kesannya pemerintah kita hanya bertindak saat bencana sudah terjadi, padahal mitigas bencana ini penting dilaksanakan guna meminimalisir terjadinya kerugian materil dan korban jiwa,” tambah Rahman.

Kendati demikian masyarakat baik di wilayah Kecamatan Luwuk Timur dan Kecamatan Bunta tetap yakin bahwa Bupati Banggai saat ini telah berupaya membangun masyarakatnya tangguh menghadapi bencana.  Dalam artian masyarakat sudah biasa menghadapi bencana dan dibantu saat bencana sudah terjadi. (IKB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *