KABAR OPINI

Kejutan Ulang Tahun  yang Mengejutkan

789
×

Kejutan Ulang Tahun  yang Mengejutkan

Sebarkan artikel ini

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki cara tersendiri dalam mengingati hari lahirnya. Hal ini dijelaskan dalam shahih Muslim dari hadis Abu Qatadah:

عَنْ أبِي قَتادَةَ الأنْصارِيِّ، أنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الِاثْنَيْنِ؟ فَقالَ: فِيهِ وُلِدْتُ وفِيهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ

“Diriwayatkan dari Abi Qatadah Al-Ansari, sesungguhnya Rasulullah pernah ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab: Pada hari itu aku dilahirkan, dan pada hari itu diturunkannya Al-Qur’an kepadaku.” (HR.Muslim).

Tuntunan Islam

Umumnya perayaaan ulang tahun harus menunggu tanggal dan bulan kelahiran, lalu merayakan dengan meniru budaya orang kafir. Menyiapkan kue, bahkan diantara muslim ada yang sampai bakar lilin dan menyanyi lagu ulang tahun. Padahal budaya demikian tidak pernah diajarkan oleh Islam.

Walaupun ada kalangan muslim yang membolehkan, jika sekedar mengucapkan selamat, atau memperingati dengan doa syukuran. Namun jika di telusuri budaya ini memang tidak pernah ada tuntunannya.

Sesungguhnya setiap detik adalah umur yang baru. Tidak ada hari yang spesial. Sebab usia seorang adalah kumpulan dari waktu ke waktu, detik ke menit. Sehari adalah kumpulan beberapa jam. Hari berganti menjadi sepekan. Pekan berlalu menjadi sebulan. Bulan berganti menjadi setahun. Semestinya tidak ada yang namanya ulang tahun. Karena pada faktanya waktu terus bergulir.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 

“Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka).” (HR Al-Hakim).

Waktu adalah modal yang diberi Allah kepada setiap hamba-Nya. Dengan waktu yang ada, manusia dapat melakukan apa saja sesuai kehendaknya. Namun perlu diingat, semua perbuatan akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak. 

Sepatutnya manusia memahami tujuan ia diciptakan di muka bumi. Yakni untuk menyembah Allah dan selalu terikat dengan syariat-Nya setiap melakukan sesuatu.

Seorang muslim dalam setiap waktu menyadari umurnya terus bertamba, sementara kesempatan hidup berkurang. Selalu mengevaluasi diri, sudahkah hari ini lebih baik dari kemarin atau malah sebaliknya. 

Introspeksi diri tidak mesti setahun sekali, karena tidak ada yang menjamin umur seseorang hingga tahun berikutnya. Begitupun dalam mensyukuri nikmat umur, tidak harus menunggu momen kelahiran, barulah melakukan kebaikan. Karena kebaikan seyogyanya dilakukan setiap saat.

Allah Ta’ala sudah mengingatkan dalam kalamullah:

“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”(TQS. Al-‘Asr:1-3)

Kondisi ideal agar kaum muslim khususnya generasi dapat menjalankan tuntunan ini adalah dengan meningkatkan pemahaman individu terhadap Islam. Ditamba kontrol dari masyarakat, saling menyeru kepada kebaikan dan ketaatan, mencegah dari kemungkaran. Dilengkapi penerapan aturan yang baik oleh negara. 

Tentu hal ini hanya dapat terlaksana jika aturan (sistem politik) Islam diterapkan secara menyeluruh. Di dalamnya ada sistem pendukung lainnya, yakni sistem pendidikan, sistem sosial budaya dll.

Wallahu A’lam

Oleh: Ene DM, S.Pd (Guru SD di Banggai Kepulauan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *