KABAR LUWUK — Komitmen Joint Operating Body Pertamina Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori) dalam memberdayakan masyarakat sekitar wilayah operasi terus membuahkan hasil. Melalui program binaan Komunitas Herbalis Batui Selatan (Kalisbatan), perusahaan hulu migas ini berhasil mendorong kaum ibu rumah tangga di Kecamatan Batui Selatan untuk bangkit dan berdaya secara ekonomi.
Program ini bermula dari usaha kecil berbasis herbal yang dirintis oleh Ibu Mar di Desa Sinorang. Melihat potensi tersebut, JOB Tomori kemudian turun tangan memberikan pembinaan, pelatihan, serta bantuan peralatan produksi. Sentuhan itu membuat usaha herbal berkembang pesat, menghasilkan berbagai produk minuman kesehatan seperti sari jahe, sari kunyit, sari temulawak, dan sari mengkudu.

Keberhasilan itu menginspirasi terbentuknya kelompok-kelompok serupa di desa lain, seperti Paisubololi, Gori-Gori, Bonebalantak, dan Masing. JOB Tomori kemudian memfasilitasi terbentuknya wadah bersama bernama Kalisbatan, yang menjadi pusat pengembangan usaha kecil berbasis herbal dan olahan pangan oleh emak-emak Batui Selatan.
Selain produk herbal, kelompok ini juga memproduksi aneka camilan seperti keripik singkong dan pisang dengan berbagai rasa. JOB Tomori secara berkelanjutan memberikan pelatihan pengolahan bahan herbal, produksi, pengemasan, hingga strategi pemasaran. Tak hanya itu, perusahaan juga aktif memfasilitasi promosi dengan mengikutsertakan produk binaan dalam berbagai pameran dan expo.

Salah satunya pada Festival Teluk Lalong (FTL) 2025 di Luwuk, di mana JOB Tomori menyediakan satu stand khusus untuk menampilkan seluruh produk Kalisbatan. “Di stand JOB Tomori ini, semuanya merupakan hasil karya kelompok emak-emak binaan Kalisbatan,” ujar Ibu Andi Satriani, anggota kelompok asal Desa Masing, Rabu malam (5/11/2025).
Senada, Ibu Nurdiana dari Desa Bonebalantak menyebut, pelatihan dari JOB Tomori sangat membantu mereka memahami proses produksi yang higienis dan menarik. “Kami belajar mulai dari pengenalan tanaman herbal, cara pengolahan, pengemasan, sampai bagaimana menjual produk,” tuturnya.
Meski demikian, sejumlah tantangan masih dihadapi, terutama pada aspek pemasaran. Penjualan yang sebelumnya bisa mencapai Rp3–4 juta per bulan kini turun menjadi sekitar Rp1 juta. “Kami berharap ada dukungan lanjutan dari JOB Tomori, misalnya dengan membantu promosi atau pembelian produk agar semangat kami tetap terjaga,” harap Ibu Madiana dari Desa Paisubololi.

Dalam kesempatan yang sama, Relation Section Head JOB Tomori, Andi Basuki, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus memperkuat ekonomi masyarakat sekitar. “Keterlibatan Kalisbatan di FTL adalah bagian dari upaya JOB Tomori agar kemajuan industri migas juga berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, perusahaan di bawah pengawasan SKK Migas itu akan terus menghadirkan kegiatan yang mendorong semangat wirausaha lokal, terutama bagi kaum perempuan. “Kami berharap usaha yang dijalankan para ibu-ibu ini semakin berkembang dan memberi manfaat luas bagi keluarga serta masyarakat Batui Selatan,” tutupnya. (Irwan)



