Ia juga menambahkan bahwa pelatihan atau praktek ini sangatlah penting agar pemahaman setiap warga yang ikut langsung bisa dengan cepat melakukan pertolongan pertama sebelum bantuan tiba sehingga pentingnya dalam simulasi ini sangat kami harapkan kepada warga atau tim yang ikut tergabung dalam tim penanggunalan bencana tanggap darurat. Tuturnya.
Sementara Faisal Karim Sekretaris BPBD Kabupaten Banggai menyampaikan bahwa adanya dunia usaha yang mau membantu untuk mau menghidupkan kembali dalam giat simulasi ini, karena potensi dari kajian bencana kita dan ada 10 kajian kajian bencana resiko bencannya sehingga harapan kepala BNBP itu bagaimana menekan,bagaimana membuat langkah langkah bijak yang dilakukan oleh pemerintah ditingkat Kabupaten/Kota/Propinsi agar supaya menekan angka korban jiwa dan menekan angka kerusakan dari pelaksanaan.

Olehnya itu Pelaksanaan atau datangnya gempa itu sifatnya lokal dan tidak mungkin yang terjadi dibatui selatan juga terjadi didaerah lain misalnya di kabupaten Ampana atau sebaliknya. Sehingga bagaimana upaya kita bisa melakukan penetrasial itu maka perlulah dibentuk Destana, Dan kalau dibandingkan terdahulu intervensi pemerintah pusat terkait destana sangat luar biasa dan perlu kita pahami sejak 2 tahun kondisi Negara mengalami cobaan yakni terjadinya pandemi Covid sehingga pembebanan anggaran biaya lebih di fokuskan pada penyelamatan warga Negara Indonesia yang terdampak Covid 19. Ujar Faisal karim.
Selanjutnya setelah masa 2 tahun berlalu pandemi Covid 19 dan Alhamdulillah bisa berkumpul kembali bersama pada simulasi saat ini, dan perlu kami sampaikan bahwa destana yang ada didesa atau kecamatan Batui Selatan ada 2 tetapi lebih difokuskan pada desa sinorang, sehingga kami harapakan kepada tim yang nantinya terbentuk dan tidak berfikir pada satu tempat saja melainkan bisa membantu jika diperlukan pada lokasi bencana dimana saja berada.
Kata Faisal karim wacana kedepannya aka nada tim reaksi cepat yang nantinya akan membentuk TRC yang ada di Kabupaten, sehingga tidak menutup kemungkinan TRC tingkat kecamatan juga akan segera di bentuk guna membantu penanggulangan bencana dengan cepat, olehnya itu BPBD juga segera menggunakan Aplikasi gunanya untuk bisa mengakses setiap kejadian dengan jelas dan tepat berdasarkan laporan langsung di lapangan mulai dari laporan awal hingga laporan akhir penanganannya. Ungkap Sekban BPBD.
“Sehingga dalam aplikasi itu nantinya bisa diakses dengan jelas jam berapa kejadian, kapan kejadiannya, Lokasi kejadian,apa kebutuhan logistiknya, bagaimana kejadian awalnya, berapa korban, berapa yang terdampak dan hasil akhirnya apa semua sudah tertera di aplikasi, dan kita berharap dari 337 desa dan kelurahan bisa terbentuk secara keseluruhan destana yang ada di kabupaten Banggai.” Terang Faisal.
Kegiatan ini mendapat respon positif dari seluruh pegawai di lingkungan Job Tomori, Warga Desa Poisobololi dan Desa Sinorang agar meningkatkan kepedulian terhadap tanggap bencana di lingkungan yang dianggap rawan bencana dan dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan apabila terjadi bencana alam. Melalui kegiatan ini, diharapkan semua dapat bertindak dengan cepat dan tepat sesuai dengan prosedur yang telah disampaikan oleh narasumber dari BPBD Kabupaten Banggai, sehingga dampak yang ditimbulkan dapat diminimalkan dengan baik.Tutup Sekretaris BPBD Kabupaten Banggai. ***