Keyakinan Kades Sumanto Berbuah Manis, Kini Ia Bisa Tertidur Lelap Setelah Kolam Permandian Memperoleh Pendapatan Melalui Retribusi
KABAR LUWUK, BANGGAI KEPULAUAN – Membuat suatu invonasi di desa menggunakan anggaran dana desa pastinya pada tahap awal akan mendapat penolakan bahkan cibiran serta kecurigaan. Namun jika sudah terlihat hasilnya dan bisa menjadi harapan pendapatan bagi desa pastinya menjadi penghargaan sendiri bagi sang inovator. Hal ini yang dialami Sumanto Kepala Desa Kautu, Kecamatan Tinangkung yang mempelopori inovasi wisata di desa yang dipimpinnya.
Diceritakan Sumanto, tempat wisata di Desa Kautu berupa kolam permandian yang dibangun menggunakan dana desa pada awalnya banyak tantangan. Tantangan itu sudah dirasakan sejak tahap awal pembangunan wisata permandian ini pada tahun 2019. Diakuinya sejak awal rencana inovasi desa berupa pembangunan kolam permandian terjadi sejumlah penolakan bahkan ada beberapa warganya yang mengatakan bahwa inovasi desa ini menyalahi aturan, mubazir serta tidak tepat sasaran juga tidak akan berfaedah bagi desa.
Hal itu justru menjadi cambukan bagi Sumanto agar program invonasi wisata desa yang digagasnya bisa segera selesai. Di tengah cibiran, Sumanto tidak putus asa dan tetap melanjutkan program ini. Ia berfikiran jika tidak diteruskan maka akan lebih beresiko dan tidak akan bermanfaat bagi kepentingan desa dan masyarakat.
“Saya jadikan perkataan warga dan segala macam bahasa sebagai cambuk agar program inovasi wisata desa ini bisa selesai. Apapun resikonya akan tetap saya lanjutkan toh program ini juga demi kepentingan masyarakat saya kedepannya,” jelas Sumanto.
Hingga pada akhirnya kolam yang terletak di pinggiran pantai Desa Kautu selesai terbangun serta mulai dimanfaatkan masyarakat. Pada tahun ini saya berencana menambah anggaran untuk membangin kolam rencang di bibir pantai. Pasalnya kata Sumanto banyak pengunjung yang berminat mandi di air laut namun biasanya terkendala cuaca misalnya berobak dan berangin serta air laut keruh. Olehnya itu Ia berencana membuat kolam air asin yang bisa mengakomodir keinginan pengunjung yang hendak mandi air asin.
“Nantinya ada dua kolam satu di bibir pantai berupa kolam air asin dan satunya kolam air tawar yang kini sudah dimanfaatkan warga, harapan saya jelas nanti inovasi wisata desa ini dapat dirasakan manfaatnya bagi desa dan masyarakat Kautu,” terang Sumanto.
Untuk saat ini Sumanto mengatakan, inovasi wisata desa berupa kolam permandian di tempat mereka masih bisa dinikmati secara gratis. Namun kedepan pihaknya akan mengenakan retribusi yang besarannya diatur dalam peraturan desa agar menjadi pendapatan desa. Kendati belum mengenakan tarif atau retribusi, namun Sumanto merasa puas, karena inovasi wisata desa berupa kolam permandian yang dibangun merupakan salah satu bentuk menjadikan Desa Kautu sebagai desa mandiri.
“Mulai bulan depan kita sudah akan mengenakan tarif masuk atau retribusi kepada para pengunjung, ini akan menjadi pendapatan desa secara langsung dan masyarakat sekitar permandian dapat berdagang kuliner serta barang ekonomi kreatif lainnya,” tambah Sumanto.
Untuk saat ini keberadaan objek wisata permandian di Desa Kautu ramai menjadi lokasi kunjungan wisata masyarakat lokal Bangkep, khususnya di akhir pekan. Dengan adanya lokasi wisata sebagai program inovasi adalan ini perputaran ekonomi sangat terasa. Para pengunjung pastinya berbelanja di kios-kios yang ada di desa sehingga mendatangkan nilai ekonomis. Secara tidak langsung tentunya desa telah membedayakan masyarakatnya.
Diakhir penyampaiannya Kades Kautu mengatakan, dengan mulai terlihatnya dampak ekonomis dan pendapatan bagi desa membuatnya bisa tertidur nyenyak. Padahal selama ini fikiran dan tenaganya difokuskan agar proyek inovasi desa wisata itu bisa selesai dengan baik.
“Ini baru saya bisa tatidor, karna desa saya sudah punya pendapatan sendiri dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat nantinya,” ungkap Sumanto dengan raut wajah bahagia. (Arman Londomi/ KL)