KABAR DAERAHMorowali

Hilirisasi Nikel di Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park

329
×

Hilirisasi Nikel di Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park

Sebarkan artikel ini

Pilar Keberlanjutan dan Pemberdayaan Lokal di Bumi Morowali

Oleh: Irwan K Basir (Pimred kabarluwuk.com)

KABAR LUWUK – Langit malam masih menyelimuti wilayah Kecamatan Bahodopi,  Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, suara jangkrik saling bersahutan di sisi kiri dan kanan jalanan. Hujan rintik baru saja reda namun suara ratusan kendaraan bermotor mulai terdengar riuh. Pria dan wanita berpakaian seragam lengkap berkejaran dengan waktu secara teratur masuk dalam kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Para pekerja ini merupakan karyawan di sejumlah tenant yang ada di kawasan IMIP, jumlahnya secara keseluruhan mencapai 85.000 orang. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang didirikan pada tahun 2013 melalui kerjasama antara Bintang Delapan Group (Indonesia) dan Tsingshan Steel Group (Tiongkok) menjadi salah satu kawasan industri berbasis nikel terbesar di Indonesia.

kawasan IMIP jadi episentrum hilirisasi Nikel terbesar di Indonesia (Foto: Dok IMIP)

Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) kini menjadi episentrum hilirisasi nikel di Indonesia. Kawasan ini telah bertransformasi dari area pertambangan biasa menjadi pusat industri terintegrasi yang memproses nikel mentah menjadi berbagai produk bernilai tambah seperti stainless steel, carbon steel, dan bahan baku baterai kendaraan listrik.

Dengan investasi lebih dari US$ 34,3 miliar (sekitar Rp 562 triliun) pada periode 2015–2024, IMIP tidak hanya menjadi magnet bagi arus modal asing, tetapi juga menjadi salah satu model praktik hilirisasi yang menyentuh aspek keberlanjutan, pemberdayaan tenaga kerja lokal, serta pertumbuhan ekonomi daerah.

Hilirisasi Nikel dan Upaya Keberlanjutan

IMIP mengusung konsep kawasan industri terintegrasi dengan sistem pemrosesan nikel dari hulu hingga hilir. Salah satu langkah konkret keberlanjutan yang ditunjukkan adalah penerapan Cogeneration Power Plant, di mana uap panas dari proses produksi pabrik, seperti asam sulfat dan pabrik carbon steel, dimanfaatkan kembali menjadi energi listrik. Inovasi ini menyuplai hingga 70% kebutuhan listrik internal pabrik, mengurangi ketergantungan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batubara.

“Salah satu inovasi keberlanjutan yang bisa kami sampaikan adalah penggunaan Cogeneration Power Plant. Jadi, pabrik asam sulfat yang terintegrasi dengan HPAL ini tidak hanya menghasilkan bahan baku, tapi juga menghasilkan uap panas dari proses produksi, yang kemudian diubah menjadi listrik. Uap ini bisa mencukupi sekitar 70% kebutuhan listrik pabrik secara mandiri,” ungkap Direktur Komunikasi PT IMIP Emilia Bassar.

Lebih lanjut, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan target kapasitas 200 megawatt tengah direncanakan, sejalan dengan target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025. Beberapa tenant IMIP bahkan telah menggunakan kendaraan operasional bertenaga listrik, seperti 130 dump truck dan 105 wheel loader listrik, sebagai langkah awal transisi energi.

Serapan Tenaga Kerja Lokal: Mesin Pertumbuhan Sosial

Kawasan IMIP kini mempekerjakan lebih dari 85.000 tenaga kerja Indonesia per Mei 2025. Dari angka tersebut, 93% merupakan warga Pulau Sulawesi, dengan 15.317 orang berasal langsung dari Kabupaten Morowali—setara 58% dari total pekerja asal Sulawesi Tengah.

Pertumbuhan tenaga kerja ini juga menunjukkan peningkatan konsisten sejak 2020. Pada tahun 2020: 35.592 pekerja, 2021: 51.542 pekerja, 2022: 68.466 pekerja, 2023: 74.350 pekerja, 2024: ±83.000 pekerja dan pada tahun 2025: 85.423 pekerja.

Dengan terus bertambahnya industri di dalam kawasan, kebutuhan SDM turut meningkat. Posisi kerja pun bervariasi mulai dari kru, teknisi, mekanik, hingga supervisor, dengan rekruitmen terbuka dari lulusan SMA hingga strata satu (S1). Ini membuka peluang karier luas bagi masyarakat lokal.

Kontribusi yang paling nyata adalah terbukanya kesempatan kerja. Saat ini lebih dari 85 ribu tenaga kerja Indonesia terserap di IMIP yang mayoritasnya berasal dari Sulawesi.

Head of HR and Training PT IMIP, Achmanto Mendatu mengatakan, terhitung 3 Mei 2025 jumlah tenaga kerja di Kawasan IMIP sebanyak 85.423 orang. Jika dibagi berdasarkan wilayah yang ada di Pulau Sulawesi (6 provinsi), tenaga kerja yang berasal dari Sulawesi Tengah (Sulteng) ada diangka 31% atau 26.445 orang.

Untuk tenaga kerja dari Kabupaten Morowali sendiri, angkanya sebanyak 15.317 pekerja atau 58% dari total keseluruhan karyawan asal Sulteng yang bekerja dalam kawasan IMIP.

“Kawasan IMIP akan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, utamanya di sekitar kawasan industri. Satu hal juga, sebagian besar pekerja di IMIP merupakan lulusan perguruan tinggi di seluruh Indonesia,” ucap Achmanto Mendatu.

Transfer Teknologi dan Peningkatan Kompetensi

Proses hilirisasi di IMIP bukan sekadar kegiatan pemrosesan mineral, tetapi juga menjadi sarana transfer teknologi. Semakin banyak tenaga kerja Indonesia yang kini menduduki posisi strategis dalam proses produksi, hasil dari pelatihan, magang, hingga program beasiswa dalam dan luar negeri yang disediakan PT IMIP.

“Dahulu saya tidak mengetahui apa itu nikel dan bagaimana proses pengolahannya menjadi produk jadi. Tetapi setelah bekerja di tempat ini saya mengerti bahkan bisa mengoperasikan sejumlah peralatan produksi,” kata Wardiman salah satu karyawan tenant di kawasan IMIP.

Kawasan ini telah menjalin kerja sama vokasi dengan berbagai institusi pendidikan dan pelatihan, serta mendapat penghargaan sebagai Mitra Vokasi Industri dari Kementerian Perindustrian. Hal ini memperlihatkan upaya serius untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal.

Kontribusi Sosial dan Ekonomi Bagi Morowali

Hilirisasi nikel di IMIP tidak hanya berdampak pada sektor industri, tetapi juga menjadi pengungkit ekonomi lokal. Salah satu indikatornya adalah pertumbuhan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar kawasan. Di Bahodopi, jumlah UMKM meningkat dari 4.697 pada 2021 menjadi 7.643 pada 2025.

Jenis usaha yang berkembang sangat beragam—mulai dari warung makan, bengkel, hingga agen perbankan dan penyedia alat pelindung diri (APD). Kehadiran IMIP menciptakan ekosistem ekonomi baru yang menghidupkan 12 desa sekitar kawasan industri.

“Keberadaan kawasan IMIP ini sangat membantu ekonomi keluarga. Walau hanya berjualan makanan hampir setiap hari dagangan saya laris dan bisa mendapatkan keuntungan jutaan rupiah. Saya bukan warga lokal tapi saya berasal dari Kabupaten Banggai masih tetangga kabupaten,” ujar Apriliani salah satu pedagang.

Dalam bidang kesehatan, PT IMIP membangun dua klinik perusahaan dan satu Rumah Sakit Tipe D Pratama Bahodopi, yang kini dikelola oleh Pemda Morowali. Klinik tersebut tak hanya melayani karyawan, tetapi juga masyarakat sekitar, dengan lebih dari 273.000 kunjungan pada 2023.

Menuju Masa Depan Industri yang Berwawasan Lingkungan

Dengan keberadaan tiga klaster industri utama berupa stainless steel, carbon steel, dan EV battery IMIP kini berada di jalur strategis menuju industri berbasis energi terbarukan dan rendah karbon. Total kapasitas produksi dari klaster-klaster ini tidak hanya memasok kebutuhan dalam negeri, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global kendaraan listrik.

Tidak berlebihan jika Kawasan IMIP kini dianggap sebagai salah satu tolok ukur hilirisasi mineral nasional yang berhasil secara ekonomi sekaligus sosial. Dengan komitmen terhadap prinsip “industri berwawasan lingkungan, kompetitif, dan berpihak pada masyarakat”, IMIP bukan hanya membangun kawasan industri, tetapi juga membangun masa depan Morowali.

Hilirisasi nikel di Kawasan IMIP adalah cerita tentang bagaimana industri bisa menjadi mesin penggerak kemajuan tanpa mengabaikan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Investasi yang masif harus selalu diimbangi dengan keberpihakan pada masyarakat dan lingkungan. IMIP telah menunjukkan itu—dan tantangan ke depan adalah menjaga agar keberhasilan ini tetap inklusif dan berkelanjutan. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *