KABAR LUWUK – Festival Mombowa Tumpe Tak Masuk Event Nasional, Masyarakat Batui Kecewa. Masyarakat Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, mengungkapkan kekecewaannya terhadap janji Bupati Banggai yang hingga kini belum terealisasi.
Bupati sebelumnya menyatakan bahwa Festival Mombowa Tumpe akan dijadikan salah satu event nasional pada tahun 2024. Janji ini disampaikan pada saat pembukaan Festival Mombowa Tumpe tahun 2023 di Kecamatan Batui.
“Saat membuka Festival Mombowa Tumpe tahun lalu, bupati menyampaikan akan menjadikan event ini sebagai event nasional di tahun 2024, dengan tujuan untuk mendorong perekonomian masyarakat,” tutur Moh. Ghazali Akbar, salah satu pemuda adat Batui, kepada media, Rabu (23/10/2024).
Namun, harapan masyarakat untuk melihat festival kebanggaan mereka tercatat sebagai agenda nasional tampaknya pupus. Informasi yang dihimpun dari kalender nasional Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata tahun 2024 menyebutkan bahwa Festival Mombowa Tumpe tidak tercatat dalam daftar event nasional.
Padahal, masyarakat Batui berharap festival yang sudah menjadi tradisi tahunan ini bisa diangkat ke tingkat nasional untuk menarik lebih banyak wisatawan dan meningkatkan perekonomian lokal.
“Acaranya digelar setiap tahun pada bulan November. Kami menunggu realisasi janji Bupati yang ingin menjadikannya event nasional, namun hingga kini belum ada tanda-tanda hal itu akan terjadi,” tambah Ghazali.
Dari total 110 event yang terdaftar di 38 provinsi di seluruh Indonesia, untuk Sulawesi Tengah hanya tercatat tiga event dalam kalender KEN 2024, yaitu Festival Teluk Tomini, Festival Danau Poso, dan Festival Tumbe. Sementara itu, untuk usulan KEN tahun 2025,
Festival Mombowa Tumpe juga tidak masuk dalam daftar yang diusulkan. Dari tujuh event yang diusulkan dari Sulawesi Tengah, hanya Festival Tampo Lore, Festival Tumbe, Festival Danau Lindu, Festival Danau Poso, Festival Pesona Buol, Festival Teluk Tomini, dan Festival Teluk Lalong yang masuk dalam agenda usulan.
Kondisi ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat Batui. Mereka merasa diabaikan, padahal Festival Mombowa Tumpe memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan dengan keunikan budaya lokal yang ditampilkan setiap tahunnya. Kekecewaan masyarakat semakin dalam karena persiapan untuk menyelenggarakan festival tahun 2024 sudah mulai berjalan, namun festival ini masih belum diakui secara nasional.
“Janji bupati untuk menjadikan Festival Mombowa Tumpe sebagai event nasional ternyata hanya tinggal janji. Tidak ada upaya konkret yang terlihat dari pemerintah daerah untuk memperjuangkan hal ini. Kami sebagai masyarakat hanya bisa berharap bahwa janji ini tidak terus menjadi angan-angan,” ujar Ghazali dengan nada kecewa.
Sebagai masyarakat yang mencintai budaya lokal, Ghazali dan warga lainnya berharap pemerintah daerah segera bertindak untuk mengupayakan agar Festival Mombowa Tumpe dapat diakui di tingkat nasional. Mereka juga menuntut transparansi dan komitmen dari Bupati Banggai terkait janji-janji yang disampaikan.
Bagi masyarakat Batui, festival ini bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga sumber penggerak ekonomi yang bisa membawa banyak keuntungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, bagi masyarakat lokal.
Dengan pengakuan sebagai event nasional, Festival Mombowa Tumpe diharapkan bisa menjadi magnet wisatawan domestik maupun mancanegara, yang pada gilirannya akan meningkatkan perekonomian daerah.***