KABAR LUWUK – Isu kekerasan berbasis gender online (KBGO) menjadi perhatian serius di kalangan jurnalis, termasuk di Sulawesi Tengah. Untuk merespons tantangan tersebut, Jurnalis Wanita Indonesia (JUWITA) Palu bersama PT Donggi-Senoro LNG (DSLNG) menggelar pelatihan guna memperkuat kapasitas sekaligus perlindungan bagi jurnalis perempuan dan jurnalis muda yang diselenggarakan di Kota Palu, Sabtu (23/8/25)
“Perempuan yang bekerja di dunia jurnalistik kerap menghadapi risiko kekerasan digital, mulai dari pelecehan hingga ancaman serius. Karena itu, kemampuan mengenali dan mencegah KBGO menjadi keterampilan penting yang harus dimiliki,” ujar Ketua JUWITA, Kartini Nainggolan, di sela kegiatan.

Mengusung tema “Lawan Kekerasan Digital, Bangun Solidaritas Jurnalis Perempuan Muda,” pelatihan ini diikuti 20 peserta dari berbagai media lokal dan nasional serta kalangan mahasiswa. Selain membekali jurnalis dengan wawasan tentang bentuk-bentuk kekerasan digital, sesi pelatihan juga membahas strategi keamanan siber serta pentingnya dukungan psikologis bagi korban kekerasan digital.
Kartini menambahkan, solidaritas antarjurnalis perempuan menjadi kunci penting. “Dengan jejaring dukungan yang kuat, para jurnalis tidak hanya bisa lebih aman, tapi juga tetap berdaya menjalankan profesinya,” jelasnya.
Public and Media Relation Officer DSLNG, Reski Sululing, menyampaikan bahwa kolaborasi dengan JUWITA merupakan wujud komitmen perusahaan dalam menjaga kebebasan pers di Sulawesi Tengah.
“Bagi kami di DSLNG, nilai-nilai perusahaan seperti integritas, tanggung jawab, profesionalisme, dan etika bukan hanya sekadar prinsip kerja, tetapi juga komitmen dalam membangun lingkungan yang aman, inklusif, dan setara. Dukungan terhadap pemberdayaan jurnalis perempuan sejalan dengan semangat kami untuk terus berkontribusi pada kemajuan masyarakat, terutama dalam mendorong kesetaraan termasuk melalui peran media,” ujar Reski.
Melalui kolaborasi ini, JUWITA dan DSLNG berharap isu KBGO tidak lagi dipandang sebelah mata, melainkan menjadi bagian penting dari agenda perlindungan jurnalis di Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah. (Rls)