“Saat upaya pertolongan itu kami dikawal oleh Angkatan Laut dan Polairud setempat, hingga selamat merapat di dermaga Belang,” ucap Can sembari mengucapkn syukur.
Diakui Can, pada hari kelima itu air tawar yang ada di kapal telah habis bahkan sisa makananpun tidak ada lagi sehingga memaksa mereka meminum air hujan dan memakan kopra. Beras yang tersisa telah di masak menjadi bubur agar lebih banyak yang pada pokoknya dapat bertahan hidup.
“Kami tidak memberitahukan kepada para penumpang bahwa stok makanan di hari kelima itu telah habis, tujuannya agar tidak menimbulkan kepanikan dan kegaduhan di atas kapal. Secara bergantian kami memberikan semangat kepada para penumpang bahwa mereka akan selamat,” serunya melanjutkan pembicaraan.

Petrus Basai juga menceritakan kejadian serupa pernah dialami KM Tiga Putri Dua ini, namun peristiwa pertama tidak separah dan selama peristiwa kedua ini. Saat ini KM. Tiga Putri sudah berada di Pelabuhan Belang untuk dilakukan perbaikan. Barang muatan kapal seperti kopra lalu dijual di tempat.
Rencananya KM Tiga Putri Dua akan langsung bertolak ke Pelabuhan Bapenu tanpa meneruskan perjalanan mereka ke Luwuk. Mereka berharap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi dan menimpa rekan para pelaut lainnya. Can mengimbau agar sebelum berangkat setiap kapal dikontrol terlebih dahulu seluruh kondisi mesin dan perlengkapan pendukung lainnya.
Tidak pula Petrus Basai beserta seluruh awak KM Tiga Putri Dua menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan melakukan pertolongan pada mereka hingga akhirnya selamat. (***)