Diakuinya ada secercah harapan saat hari kedua kapal hanyut dimana saat itu mereka melihat adanya kapal penjaring ikan yang melintas tidak jauh dari KM Tiga Putri. Sayangnya kapal tersebut enggan menghampiri dan membatu KM Tiga Putri.
Kemungkinan para awak kapal penjaring ikan ini takut terhadap para perompak sehingga meninggalkan mereka begitu saja.

“Dua hari kami terombang-ambing mengikuti arus laut serta arah angin, saat itu kami semua sudah berpasrah adanya pertolongan,” ungkap Can dengan suara terbata.
Selama hanyut beberapa kali mereka melihat adanya rumpon yang cahaya lampunya berkedapkedip, sayangnya rumpon itu tidak berpenghuni sehingga harapan adanya pertolongan semakin menipis. Kapal saat itu katanya sudah masuk ke perairan Kotamobagu dan sangat jauh dari daratan. Diperkirakan jarak dari daratan Kotamobagu saat itu sekira 70 kilo meter.
Selama hanyut kondisi para penumpang dan awak kapal semakin melemah, selain kondisi fisik yang jenuh diterpa gelombang dan angin kencang situasi itu diperparah dengan tidak adanya sarana komunikasi yang dapat dipergunakan berintraksi mencari pertolongan.