Banggai KepulauanKABAR DAERAH

Cerita Dibalik Musibah KM Tiga Putri Dua Selama Lima Hari Terapung di Laut Sulawesi Hingga Selamat

1647
×

Cerita Dibalik Musibah KM Tiga Putri Dua Selama Lima Hari Terapung di Laut Sulawesi Hingga Selamat

Sebarkan artikel ini

Pada sekitar pukul 04.00 wita dini hari, Kapal berwarna biru putih ini kembali melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Luwuk. Pada sekira pukul 13.00 wita saat melintasi Tanjung Pamali, Kabupaten Banggai Kepulauan mesin kapal tiba-tiba mati.

“Kami bersama dengan beberapa teman ABK mencari solusi dengan cara cabut Nozel hingga melakukan tes minyak berulang kali, tetapi mesin tetap tidak mau hidup. Percobaan menghidupkan mesin berulang kali itu menyebabkan bateray kehabisan daya atau lowbatt,” tambah awak KM Tiga Putri Dua ini.

Tidak patah arang, awak KM Tiga Putri Dua lalu menghubungi rekan mereka bernama Muhaimin untuk bisa mengabarkan dan meminta bantu ke Polair Salakan. Pada saat yang sama mereka juga telah menghubungi nahkoda KM Lainda. Rahmat Fantura bersama Polairud Bangkep lalu berangkat melakukan pencarian dan pertolongan terhadap KM Tiga Putri Dua yang telah menginformasikan posisi terakhir berada di sekitaran Tanjung Pamali Bangkep.

Gelombang disertai angin kencang dan arus laut yang cukup kuat pada saat itu menyebabkan kapal bermuatan kurang lebih 50 ton itu hanyut dari posisi terakhir yang dilaporkan. Upaya pencarian yang dilakukan oleh Polairud Bangkep pada hari itu tidak membuahkan hasil.

“Kami tahu upaya pencarian pada hari itu telah dilakukan Polairud namun karena posisi kapal telah berpindah jauh dari lokasi yang kami laporkan maka kapal kami tidak ditemukan. Dikarenakan gulita telah datang disertai hujan lebat terpaksa pada malam itu kami menggunakan senter sebagai signal keberadaan kami , sayangnya karena jarak terlampau jauh dan hujan deras maka tim Polairud tidak bisa melihat signal yang kami berikan,” terangnya.

Malang kembali menerpa semalaman upaya mencari pertolongan tidak membuahkan hasil, kapal telah hanyut lebih jauh hingga memasuki wilayah perairan Sulawesi Utara ini kehilangan signal telepon seluler. Sehingga upaya mencari pertolongan semakin sulit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *