BanggaiKABAR DAERAH

Bahasa Saluan, Banggai dan Andio Terancam Punah

1606
×

Bahasa Saluan, Banggai dan Andio Terancam Punah

Sebarkan artikel ini
Bahasa Saluan Banggai Andio
Diseminasi Program Perlindungan Bahasa dan Sastra di Sulawesi Tengah. (FOTO: HERNI/SULTENGTERKINI.ID)

KABAR LUWUK – Bahasa Saluan, Banggai dan Andio terancam punah sebagai bahasa yang ada di Sulawesi Tengah. Jika bahasa daerah ini tidak menjadi budaya tutur dan tulisan yang kemudian dibiasakan dalam berbagai kesempatan sehari-hari.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Asrif, mengungkapkan keprihatinannya. Terhadap kondisi bahasa daerah di wilayahnya yang saat ini tidak menggembirakan.

Diseminasi Program Perlindungan Bahasa dan Sastra di Sulawesi Tengah diadakan di sebuah hotel di Jalan Basuki Rahmat, Kota Palu, pada Senin (8/5/2023). Dalam kesempatan tersebut, Asrif menjelaskan bahwa penutur bahasa daerah terus berkurang dan tidak ada regenerasi yang memadai.

Menurut Asrif, banyak anak daerah yang tidak bisa berbahasa daerah mereka sendiri karena mereka lebih tertarik menggunakan bahasa asing atau bahasa mereka sendiri.

Asrif menyampaikan upaya mereka untuk meningkatkan pemahaman dan penggunaan bahasa daerah di Sulawesi Tengah.

Dia juga menyebutkan bahwa Bahasa Kaili merupakan salah satu bahasa daerah yang terancam punah di wilayah tersebut. Putra-putri daerah tidak tertarik mempelajarinya.

“Bahasa Kaili bukan satu-satunya yang terancam punah. Bahasa Banggai, Saluan, dan Pamona juga menghadapi ancaman serupa,” tambah Asrif.

Tidak hanya itu, di Kabupaten Banggai, terdapat satu bahasa daerah yang hampir punah dengan kurang dari 10 penutur bahasa tersebut.

“Andio, yang berada di antara Banggai dan Saluan, menjadi contoh nyata. Bahkan ketua sukunya pun tidak menguasai bahasanya dengan baik,” ungkap Asrif.

Sakinah Aljufri, Anggota Komisi X DPR RI, yang juga hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut, mendukung upaya pelestarian bahasa daerah di Sulteng, terutama dalam meningkatkan sumber daya manusia.