KABAR LUWUK, PALU – FAO dengan dukungan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, Kota Palu dan Kabupaten Donggala pada Rabu (28/8) mendistribusikan peralatan perikanan berupa jaring dan kotak pendingin untuk 2,650 rumah tangga nelayan yang tersebar di 69 desa dan 15 kecamatan di Palu dan Donggala.
Pelaksanaan seremonial di anjungan Gonegati itu dihadiri sekira 600 nelayan. Hadir dalam seremoni penyerahan bantuan itu Dirjen Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Zulficar Muchtar, Sekda Provinsi Sulteng Hidayat Lamakarate, Wakil Bupati Donggala M Yassin dan Asisten FAO Representative in Indonesia – Program Ageng Herianto.
Proses identifikasi penerima manfaat dilakukan dengan kordinasi yang erat antara DKP Provinsi, DKP Kota Palu dan DKP Kabupaten Donggala serta dukungan dan kordinasi dari kantor gubernur khususnya sekretaris daerah prov Sulawesi Tengah.
Wakil Bupati Donggala Moh Yassin pada sambutannya mengatakan, nelayan di Donggala telah bangkit namun tetap membutuhkan bantuan terutama untuk peralatan. Bantuan dari FAO telah membantu para nelayan untuk memulihkan mata pencaharian mereka.
“Nelayan di Donggala telah bangkit. Namun membutuhkan bantuan berupa peralatan, terimakasih FAO” ujar Moh Yassin.
Asisten FAO Representative in Indonesia-Program Ageng Herianto mengatakan bahwa FAO berkomitmen untuk membantu Indonesia saat bencana maupun krisis. FAO menitik beratkan perhatian kepada keluarga petani dan nelayan. Khusus untuk keluarga nelayan FAO akan mendistribusikan bantuan secara bertahap sebanyak 2.650 rumah tangga nelayan. Targetnya pada pekan mendatang seluruh keluarga nelayan telah menerima bantuan peralatan perikanan.
“Keluarga petani dan nelayan selalu menjadi perhatian kami,” tegas Ageng Herianto disambut tepuk tangan para nelayan.
FAO kata Ageng Herianto, telah mengembangkan proyek ketahanan pangan sebesar 1, 2 juta USD sebagai bentuk respon terhadap gempa dan tsunami yang melanda Palu, Sigi dan Donggala pada 28 September 2018. Fokus program FAO di Palu, Sigi dan Donggala meliputi sektor pertanian, perikanan dan peningkatan nutrisi untuk keluarga petani dan nelayan. Terdapat lebih dari 14 ribu keluarga, atau lebih dari 70 ribu jiwa penerima manfaat FAO yang terdiri petani, nelayan dan keluarganya, mendapatkan bantuan yang telah diberikan sejak bulan Juli lalu.
Abtar (41) kepala kelompok Nelayan di Loli Pesua kecamatan Banawa, Donggala mengatakan bahwa kelompok – kelompok nelayan di desanya telah kembali bangkit untuk melaut.
“Tiga bulan setelah tsunami, kami telah kembali melaut. Namun karena peralatan hancur, kami hanya melakukan dengan alat yang ada di tangan. Bantuan berupa peralatan amat membantu kami untuk pulih” ujar nelayan yang telah melaut selama 30 tahun ini.
Namun, Abtar mengakui bahwa tantangan ke depan cukup besar. Salah satunya adalah karang – karang yang hilang karena terseret tsunami sehingga nelayan banyak yang kehilangan tempat memancing. Selain itu ia berujar sampai saat ini belum meratanya bantuan, terutama pada nelayan-nelayan yang kehilangan perahunya.
“Namun dengan semua tantangan itu, kami optimis bahwa kami dapat kembali melaut, kami sudah bangkit dan kami berterimakasih atas bantuan yang di distribusikan FAO ini,” tambah Abtar. (IKB)