KABAR LUWUK – Analisis Geologi Gempa Bumi di Perairan Selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah. Pada tanggal 30 Juni 2023, sebuah gempa bumi terjadi di perairan selatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah.
Gempa bumi ini memiliki magnitudo 6,4 dan kedalaman 25 km. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa pusat gempa terletak di Samudera Hindia, sekitar 87,1 km barat daya – selatan Kota Bantul, DIY.
Sementara itu, The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat mencatat koordinat pusat gempa berada di 109,041 BT dan 8,674 LS dengan magnitudo 5,8 dan kedalaman 85,7 km. Jum,at 30/6/2023.
Berdasarkan analisis geologi, daerah terdekat dengan pusat gempa adalah wilayah selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah. Morfologi daerah ini terdiri dari dataran, dataran bergelombang, perbukitan bergelombang, dan perbukitan terjal di bagian utara.
Wilayah pantai di daerah tersebut terdiri dari tanah sedang dan tanah lunak. Endapan Kuarter seperti aluvial pantai, aluvial sungai, batuan rombakan gunungapi muda, serta batuan Tersier seperti batupasir, batulempung, batulanau, dan batugamping membentuk komposisi geologi di daerah tersebut.
Beberapa batuan tersebut sudah mengalami pelapukan dan bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated), sehingga meningkatkan risiko gempa bumi.
Selain itu, pada perbukitan yang terdiri dari batuan yang telah mengalami pelapukan, terdapat potensi gerakan tanah jika terjadi guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
Penyebab gempa bumi ini adalah aktivitas sesar aktif pada zona prismatik akresi yang terletak di bagian atas megathrust. Sesar aktif pada zona ini umumnya merupakan sesar naik.
Dampak dari gempa bumi ini meliputi kerusakan bangunan di beberapa wilayah, seperti Kecamatan Kasihan di Bantul, Pleret di Kabupaten Bantul, dan Semanu di Kabupaten Gunungkidul.
Guncangan gempa ini terasa pada skala intensitas IV-V MMI (Modified Mercalli Intensity) di daerah selatan Bantul dan Kulon Progo, serta skala III-IV MMI di Kota Yogyakarta dan Sleman.
Perlu dicatat bahwa kejadian gempa ini tidak menyebabkan tsunami, meskipun lokasinya di laut. Data Badan Geologi menunjukkan bahwa wilayah pantai selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah termasuk dalam kategori rawan tsunami dengan potensi tsunami lebih dari 3 m.
Sebagai rekomendasi, masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan petugas BPBD setempat, dan waspada terhadap gempa susulan.
Bangunan di daerah selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah sebaiknya menggunakan konstruksi tahan gempa dan dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.
Selain itu, perlu ditingkatkan upaya mitigasi gempa bumi dan tsunami melalui pendekatan struktural dan non-struktural.
Bahaya ikutan seperti retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, dan likuefaksi tidak diperkirakan terjadi sebagai akibat dari gempa bumi ini.
Dengan adanya analisis geologi ini, diharapkan pihak terkait dapat meningkatkan langkah-langkah mitigasi dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi potensi gempa bumi di wilayah Provinsi DIY dan Jawa Tengah. ( Rls BMKG ) **