Dirinya tegas mengatakan bahwa racikan obat menggunakan kertas rokok tidak pernah ada dalam kamus dunia kesehatan terlebih sepanjang dirinya menjabat Kepala Puskesmas Bunta hingga saat ini.
Di jelaskan kertas puyer (pertakem) atau umumnya pembungkus racikan obat telah kami siapkan sebanyak 2 pak di akhir Bulan Februari 2023. “Satu pak jumlahnya 500 lembar jadi dua pak totalnya 1000 lembar, dan stok kami tersedia banyak di apotik,” jelas Kepala Puskesmas Bunta I Nyoman Widana.
Diapun tak tinggal diam dan menelusuri keberadaan informasi itu dengan memintai keterangan petugas apotik termasuk kepala ruangan apotik.
Dari keterangan lima petugas apotik terkonfirmasi empat orang petugas apotik, tiga orang PHL dan satu orang PNS, mereka sama sekali tidak mengetahui siapa oknum yang sengaja meletakan kertas rokok dalam jumlah banyak di satukan dalam tempat penyimpanan kertas puyer (perkamen).
“Logikanya tidak mungkin kertas rokok itu nongol dalam penyimpanan kertas puyer dalam satu tempat, pasti ada orang yang sengaja letakan dengan maksud dan tujuan tertentu,” tambahnya.
Kertas rokok bermerek (payung) yang isi bagian dalamya berwarna putih dan bagian luar kertas warna coklat sengaja di letakan pada bagian atas dalam wadah penyimpanan kertas puyer (pertakem). Sementara kertas puyer di letakan pada bagian bawah.
Oleh salah satu petugas apotik yang saat itu bertugas pada, Selasa (25/05/2023), karena hanya bertugas sendiri karena saat itu petugas medis (muslim) masih cuti (Idul Fitri), sehinggaj dia tidak memperhatikan lagi kertas rokok saat membungkus racikan obat sebelum di berikan pada pasien.